KALIANDA, – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lampung Selatan, Hj. Winarni Nanang Ermanto mengajak para orang tua agar dapat memberikan pola pengasuhan yang terbaik dalam mendidik anak.
Hal itu disampaikan Winarni dalam acara Sosialisasi Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) bagi Kader dan Pengurus TP PKK serta anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Lampung Selatan yang digelar di Aula Krakatau, kantor bupati setempat, Rabu (22/7/2020).
Sementara, acara yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Lampung Selatan ini menghadirkan narasumber Fasilitator Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Provinsi Lampung, Tony Fisher.
Hadir juga, Ketua DWP Lampung Selatan, Yani Thamrin, Kepala Dinas PPPA, Anasrullah, serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Eka Riantinawati.
Winarni mengatakan, untuk mendidik anak dan remaja sesuai dengan perkembangan zaman diperlukan keseriusan dan kesabaran yang tinggi.
Menurutnya, mengatasi pola pergaulan anak dengan cara yang keliru dapat menimbulkan tekanan psikis kejiwaan anak, sehingga dapat menjadi sulit terkontrol dalam pergaulannya.
“Saya mengajak kita semua untuk menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak sejak usia dini. Dimulai dari keluarga, kesadaran untuk hidup jujur dan bertanggungjawab. Sehingga dapat menjadi generasi yang tangguh, dan berakhlak mulia,” ujar Winarni.
Lebih lanjut Winarni menyampaikan, dampak tekanan ekonomi bagi para orang tua akibat pandemi COVID-19 juga dapat mempengaruhi pola didik anak.
Dimana menurutnya, dalam kondisi COVID-19 seperti saat ini, anak lebih banyak bergelut dengan gadget atau smartphone. Imbasnya akan berdampak terhadap proses tumbuh kembang anak. Apalagi pada masa Golden Age (usia 3-9 tahun) baik pra remaja dan remaja.
Sebab itu, Winarni mengimbau kepada para orang tua agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi, khususnya smartphone. Pasalnya, era sekarang ini, orangtua hampir tidak bisa lepas dari gadget. Bahkan, cenderung kurang memperhatikan perkembangan anak.
“Peranan orang tua dalam keluarga merupakan lembaga pendidikan utama bagi anak. Baik buruknya perilaku anak dapat tercermin dari pola asuh mereka didalam keluarga,” tukasnya.
Untuk itu, dirinya berharap, seluruh peserta sosialisasi agar menjadikan pengetahuan yang diperoleh sebagai bekal dan pedoman dalam menindaklanjuti penyuluhan terhadap orangtua terkait pola asuh anak dan remaja di wilayahnya masing-masing.
“Pola asuh pada anak dan remaja haruslah benar. Seperti memberikan gizi yang seimbang, pendidikan yang baik, serta melindungi anak dari bahaya narkoba dan sisi negatif perkembangan teknologi yang teradopsi dari dunia maya dan media sosial,” imbuhnya.
Sementaraitu, Kepala Dinas PPPA, Anasrullah menambahkan, usaha orang tua dalam membina dan membimbing anak, baik jiwa dan raganya sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai dewasa atau berusia 18 tahun.
“Orang tua sangat diharapkan menjadi teladan dalam sikap prilaku dan tutur kata yang bersumber dari pikiran, perhatian dan perbuatan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara santun dan berbudi pekerti sesuai dengan adat budaya Indonesia,” tuturnya.
Anasrullah juga mengatakan, pola asuh anak dan remaja dalam keluarga sangat penting dilakukan. Sebab kata dia, anak adalah amanah dari Allah SWT yang menjadi harapan masa depan dan merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat.
“Orang tua menjadi peran penting. Untuk itu anak harus dipersiapkan sejak dini melalui beberapa tahapan. Dengan harapan akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berkualitas, bermoral, dan berguna bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” pungkasnya. (Az)
No Responses